Dinas Pertanian Garut Gerak Cepat Antisipasi Musim Kemarau, Himbau Ubah Pola Penanaman

oleh -37 Dilihat

kabargarut.com – Daerah pertanian Kabupaten Garut, menjadi salah satu kawasan yang terdampak saat memasuki musim kemarau. Hal tersebut yang kemudian diantisipasi oleh Dinas Pertanian setempat, dengan memberikan arahan langsung kepada para petani di lokasi.

Melansir dari sariagri.id (23/6), Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga mengatakan, pemberian imbauan tersebut dilakukan dengan mengajak para petani setempat mengubah pola penanaman guna meminimalisir dampak kerugian materi.

Selain itu, pihaknya juga telah menerjunkan petugas untuk memastikan pola penanaman agar para petani di wilayahnya bisa tetap produktif saat kemarau. Berikut informasi selengkapnya.

Mengajak Petani Menanam Tanaman Berumur Pendek

Dalam kesempatan itu, Yoga mengatakan jika tindakan pengendalian dampak kerugian bisa dimulai dengan para petani menanam tanaman yang berumur pendek. Kemudian bisa juga menanam sayuran dengan nilai ekonomis tinggi, yang tidak membutuhkan banyak air.

Melalui petugas di lapangan, pihaknya juga turut memantau perkembangan dan kondisi areal pertanian menjelang musim kemarau untuk mengarahkan pola penanaman.

“Sudah ada imbauan, pertama agar mereka memilih tanaman-tanaman yang umurnya pendek, kemudian menanam yang ekonominya tinggi, yakni tanaman sayur yang tak membutuhkan banyak air,” ungkap Yoga.

Tidak Menanam Padi di Area Ini

Selain mengimbau menanam tanaman dengan umur yang pendek, Yoga juga meminta agar para petani tidak menanam padi di wilayah yang jauh dari kawasan irigasi (daerah lahan tadah hujan).

Hal tersebut dikarenakan padi merupakan tanaman dengan kebutuhan air yang tinggi, sehingga dikhawatirkan akan mengalami kekurangan air saat tidak ada hujan.

“Tanam sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kita tidak sarankan untuk padi sawah karena kebutuhan airnya cukup besar, kecuali di daerah irigasi. Kalau daerah tadah hujan tidak disarankan untuk menanam padi,” katanya.

Menerjunkan Peralatan Pompa Air

Selain mengarahkan pengalihan pola tanam, melalui petugas yang diterjunkan pihaknya juga telah menyiapkan peralatan pompa air untuk membantu kebutuhan air. Selain itu, ada pula pemberian contoh untuk mengatasi ancaman serangan hama yang berpotensi terjadi di musim kemarau.

“Alat mesin pompa air, termasuk alat-alat mesin pertanian yang terkait penanganan hama penyakit, kita siapkan beserta petugas,” katanya.

Adapun menurut BMKG, prediksi puncak kemarau di Kabupaten Garut akan terjadi di bulan Agustus dan September 2021. Sehingga sejak sekarang pihaknya terus mengimbau para petani untuk mengantisipasi dengan tidak menanam tanaman berumur panjang.

“Makanya kita antisipasi dari sekarang supaya petani tidak melakukan pemilihan tanaman yang umurnya panjang dan airnya tinggi,” ujar dia.

Garut Utara dan Selatan Sudah Jarang Hujan

Sementara itu, disebutkan Yoga jika di wilayah Garut Utara dan Selatan dilaporkan sudah jarang turun hujan dan areal pertaniannya juga diketahui mengalami kekurangan pasokan air.

Namun wilayah Garut lainnya masih terdapat hujan, kendati tidak setiap hari. Sehingga kebutuhan air untuk pertaniannya masih bisa terpenuhi.

“Masih ada beberapa titik curah hujan, tapi kemarau kriteria ringan dan sedang sudah masuk ke kita, terutama daerah utara dan selatan, tapi belum sampai mengarah ke berat dan fuso,” tandasnya.

Artikel ini sebelumnya tayang di :
https://www.merdeka.com/jabar/cegah-dampak-musim-kemarau-dinas-pertanian-garut-beri-imbauan-ini-untuk-para-petani.html?page=all

No More Posts Available.

No more pages to load.