Kabar Garut – Klaster penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren di Kabupaten Garut kini kembali muncul. Sedikitnya ada dua pesantren di wilayah Kecamatan Bungbulang yang kini menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Adanya dua pesantren di Bungbulang yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 dibenarkan Camat Bungbulang, Caca Rifai. Dua pesantren tersebut yakni Pesantren Rajawali dan Pesantren Liunggunung dengan total yang terkonfirmasi positif mencapai 59 orang.
Dikatakan Caca, dalam beberapa hari terakhir ini kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayahnya terbilang tinggi. Tingginya angka kasus terkonfirmasi positif sebagian di antaranya berasal dari dua pesantren yang telah menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Menurut Caca, sebelumnya di Pesantren Rajawali terdapat 42 santri yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara itu pada Kamis (28/1/2021), enam santri di pesantren tersebut kembali dinyatakan positif Coovid-19 sehingga totalnya menjadi 58.
“Selain di Pesantren Rajawali, di Pesantren Liunggunung kemudian ada juga 11 santri yang dinyatakan positif Covid-19. Dengan demikian total santri di wilayah kami yang terkonfirmasi Covid-19 sampai sat ini ada 59 orang,” ujar Caca, Jumat (29/1/2021).
Seluruh santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu, tutur Caca, semuanya berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG). Kini ke 59 santri itu sedang menjalani isoalsi di Rumah Sakit Medina Wanaraja.
Caca menyebutkan, sementara santri lainnya yang dinyatkan negatif saat ini dikarantina di pesantren masing-masing. Untuk kegiatan di kedua pesantren tersebut untuk sementara dihentikan dulu.
Terkait kebutuhan huidup para santri yang tengah menjalani karantina, diungkapkan Caca pihaknya akan memberikan jatah hidup (jadup). Namun hingga saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Pemkab Garut terkait terkait teknisnya.
Disampaikannya, diduga penyebaran Covid-19 yang terjadi di Pesantren Rajawali berasal dari seorang santri yang baru pulang dari Bandung. Sepulangnya dari Bandung, tiba-tiba santri tersebut mengeluhkan sakit dan ketika diperiksa, ternyata positif Covid-19.
“Untuk penyebaran di lingkungan Pesantren Rajawali, diduga berasal dari seorang santri yang baru kembali dari Bandung yang kemudian sakit. Sedangkan untuk yang di lingkungan Pesantren Liunggunung, hingga saat ini belum bisa dipastikan karena tak ada santri yang berasal dari luar Garut,” katanya.
Untuk mencegah munculnya kembali penyebaran Covid-19 di wilayahnya, Caca mengimbau kepada seluruh pengelola pesantren untuk tak memperbolehkan santrinya keluar masuk tanpa alasan yang jelas. Ia juga meminta penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren lebih diperketat lagi.
Caca pun mengaku telah mendatangi sejumlah pesantren besar yang da di wilayahnya untuk mengingatkan agar protokol kesehatan lebih diperketat guna mencegah penyebaran Covid-19. Selain penerapan protokol kesehatan, santri juga diminta dilarang untuk keluar masuk pesantren.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, menyatakan seluruh santri dari dua pesantren di wilyah Bungbulang yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini sedang menjalani isolasi di Rumah Sakit Medina.
Sedangkan santri lainnya saat ini menjalani karantina di pesantrennya masing-masing dan kegiatan di dua pesantren itupun sudah dihentikan untuk sementara.
Dipaparkan Leli, terungkapnya klaster penyebaran Covid-19 di dua pesantren di Bungbulang setelah dilakukan test swab menyusul adanya santri yang sakit. Hasilnya ternyata cukup mengagetkan karena banyak santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan ini terjadi du pesantren.
Sumber : www.pikiran-rakyat.com
Editor : Kabar Garut